Jakarta - Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit kaki gajah atau filariasis yang saat ini masih menjadi endemi di 241 kabupaten/kota di Indonesia, pemerintah sudah memiliki program Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis di daerah-daerah endemi.
Obat yang digunakan adalah Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albendazole. POMP filariasis ini diikuti seluruh penduduk di daerah endemis yang berusia dua tahun ke atas.
"Obat pencegahan filariasis ini cukup diminum sekali dalam setahun, namun harus dilakukan selama minimal lima tahun berturut-turut," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani usai memimpin rapat koordinasi tingkat menteri di Jakarta, Jumat (7/8).
Setelah minum obat selama lima tahun berturut-turut, diharapkan akan terjadi eliminasi atau kasusnya menjadi kurang dari 1 per 10.000.
"Kalau diminum sampai tuntas, obat ini akan membuat kita kebal terhadap penularan penyakit kaki gajah. Jadi harapannya tidak sampai putus di tengah jalan karena pemerintah sudah menyediakannya secara gratis," ujar Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Dari 241 kabupaten/kota di Indonesia yang endemis kaki gajah, 46 di antaranya telah melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) Filariasis selama 5 tahun.
Sementara 195 kabupaten kota akan melaksanakan POPM sampai dengan tahun 2020 dengan jumlah penduduk sebesar 105 juta jiwa yang merupakan sasaran program BELKAGA (Bulan Eliminasi Kaki Gajah) yang rencananya akan dicanangkan pada 1 Oktober 2015 mendatang.
Herman/FIR
|