Nusa Dua - Bicara soal kanker, nyatanya tidak melulu soal kesehatan. Kanker juga berkaitan erat dengan sosial ekonomi.
Professor Mark Woodward dari the George Institute for Global Health mengatakan, penyakit kanker tidak hanya soal kesehatan melainkan juga menyangkut ekonomi. Sebab, biaya pengobatan kanker sangat mahal. Berdasarkan penelitian Cost in Oncology (ACTION), sebanyak 48% dari 9.513 pasien kanker dinyatakan bangkrut karena mahalnya biaya pengobatan.
Profesor Hasbullah Thabrany, dosen Kebijakan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menuturkan, biaya pengobatan kanker di Indonesia berkisar dari US$2.000 hingga lebih dari US$15.000 per tahun, sehingga kalau dirata-ratakan, biayanya sekitar US$8.000 per tahun atau setara Rp1,072 miliar.
"Kanker tidak hanya soal kesehatan melainkan juga sosial ekonomi. Kanker dapat dicegah dengan kebiasaan yang baik, makanan sehat dan gaya hidup," ujar Profesor Hasbullah, Kamis (20/8).
Profesor Nirmala Bhoo-Pathy, Cancer Epidemiologist University of Malaya menambahkan, rata-rata biaya pengobatan kanker payudara mencapai US$15.000 per tahun.
Penderita dengan penghasilan US$1.100 per bulan atau lebih rendah akan mengalami kesulitan untuk pengobatan mereka, sehingga bangkrut. Kebangkrutan ini didefinisikan dengan menghabiskan sebanyak 30% atau lebih dari penghasilan utama rumah tangga dan uang saku untuk biaya pengobatan kanker.
Dengan hasil penelitian ini, terlihat bahwa biaya pengobatan kanker sangat berdampak signifikan terhadap kemiskinan. "Dengan menciptakan dan memanfaatkan program sosial, pemerintah dapat mencegah masyarakat dari kemiskinan karena kanker," imbuh Profesor Woodward.
|