California - The Scripps Research Institute (TSRI), sebuah institut penelitian nonprofit di Florida, Amerika telah menemukan enzim yang dapat melawan kecanduan nikotin dengan ampuh. Uniknya, para peneliti mendeskripsikan bahwa 'senjata' ini dapat bekerja seperti video game legendaris, Pac-Man.
'Enzim Pac-Man' ini memiliki nama resmi NicA2 yang merupakan enzim bakterial yang mampu mengurangi aktivitas nikotin serta mampu menghalanginya agar tidak masuk ke otak.
Kepala peneliti, Kim Janda dan timnya telah mengembangkan penawar nikotin tersebut selama lebih dari 30 tahun. Namun baru beberapa pekan belakangan ini mereka mampu menciptakan NicA2. NicA2 sendiri dibentuk dari bakteri pseudomonas putida yang biasa ditemui pada endapan tanah di perkebunan tembakau.
"Bakteri ini serupa dengan Pac-man kecil. Ia akan berputar-putar dan memakan nikotin," ujar Janda seperti dikutip dari MSN Health, Kamis (13/8/2015).
Dalam eksperimennya, para peneliti menyampurkan darah dengan kandungan nikotin yang setara dengan satu batang rokok. Setelah dimasukkan NicA2, nikotin yang biasanya bisa bertahan sekitar 2 hingga 3 jam di dalam darah, kini hanya mampu bertahan paling lama 15 menit saja.
Bahkan, dengan dosis yang lebih tinggi dan disertai dengan modifikasi lainnya, NicA2 mampu memangkas kandungan nikotin dalam darah secara lebih singkat serta mampu menghalanginya agar tidak msauk ke dalam otak. Kedua hal ini dapat dilakukan oleh NicA2 secara bersamaan.
Setelah sukses dengan eksperimen tersebut, para peneliti mulai mendemonstrasikannya pada terapi berhenti merokok. Enzim ini dianggap mampu menawarkan alternatif baru bagi perokok yang masih aktif agar bisa berhenti merokok sepenuhnya.
NicA2 mengonsumsi nikotin sebagai sumber karbon dan nitrogen bagi dirinya sendiri. Terlebih lagi, NicA2 tidak meninggalkan kandungan racun dari sisa metabolismenya setelah memakan nikotin.
Para peneliti selanjutnya akan meneruskan penelitian mereka dengan tujuan agar NicA2 dapat dikembangkan menjadi obat anti-rokok yang dapat lebih mudah dikonsumsi. Para peneliti juga masih mengembangkan cara agar NicA2 dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Sebelumnya, NicA2 telah mampu berada dalam kondisi stabil di dalam lab selama lebih dari tiga minggu dalam suhu 98 fahrenheit atau 36,7 derajat celcius.
"Ini merupakan penemuan yang bisa digunakan dalam jangka panjang. Namun, jika didukung dengan metrik yang tepat, penelitian ini akan menjadi sia-sia," tutup Janda.
Kandungan nikotin dalam darah mampu membuat perokok merasa rileks. Namun, semakin sering seseorang merokok, maka akan menjadi ketergantungan dan akan bertambah pula dosis penggunaannya, sehingga akan semakin sulit untuk berhenti. Sebuah penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kegagalan dalam usaha untuk berhenti merokok terjadi sekitar 80 sampai 90 persen. (mrs/up)
|