Surabaya - Ketua Komisi D bidang kesehatan DPRD kota Surabaya Agustin Poliana mengatakan bahwa, Kota Surabaya layak menjadi pusat rujukan penderita stroke. Pasalnya, Kota Surabaya memiliki banyak dokter yang sudah berkeliling ke beberapa negara untuk membantu pasien stroke di sana.
"Jadi kenapa warga Surabaya harus berobat ke luar negeri, kalau disini sudah ada dokter yang mampu mengobati stroke," ujar Agustin, usai menggelar buka bersama stroke survivor dan komunitas stroke di Rumah Sakit Mitra Keluarga Darmo Satelit Surabaya, Jumat 3 Juli.
Untuk saat ini, kata dia, hanya rumah sakit swasta saja yang mampu menunjang pengobatan pasien stroke, dan Pemerintah Kota tengah mengupayakan kota Surabaya menjadi pusat rujukan bagi penderita stroke.
"Dengan tipe rumah sakit pemerintah yang sudah ada, mudah-mudahan bisa naik tingkat menjadi rumah sakit yang bertaraf Internasional. Karena kekuatan APBD kita, Rp7,2 triliun untuk tahun 2015 ini sudah mencukupi," tandasnya.
Sementara menurut Dokter Asra Al Fauzi SPBS (spesialis bedah syaraf) ahli Stroke Surabaya mengatakan bahwa, penyakit stroke adalah suatu penyakit yang sudah menjadi epidemi di Indonesia. Dan pada 2014 lalu berdasarkan laporan dari Departemen Kesehatan, penyakit stroke adalah pembunuh nomor 1 di Indonesia, mengalahkan penyakit jantung dan kanker.
Tapi, masalah utama stroke itu bukan masalah penanganan di rumah sakit, yang penting adalah pencegahan dan pengenalan dini yang dilakukan bukan hanya dari dokter saja, melainkan oleh masyarakat atau keluarga pasien stroke.
"Kita ingin membentuk suatu komunitas peduli stroke, sehingga edukasi tentang stroke ini bisa sampai kepada masyarakat. Dengan adanya komunitas ini, maka edukasi dan pencegahan dini akan bisa tertangani dan mudah dipahami oleh masyarakat supaya tidak terlambat datang berobat," tambahnya.
|