Jakarta - Dibandingkan osteoporosis, penyakit osteoarthritis (OA) sepertinya belum banyak diketahui masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang mengira kalau gejala OA merupakan pertanda adanya pengeroposan tulang.
Padahal ditegaskan dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, Rizal Chaidir, osteoporosis dan OA merupakan dua penyakit yang berbeda.
"Walau pun sama-sama menyerang usia lanjut, kedua penyakit ini memiliki karakteristik yang berbeda. Kerusakan pada osteoarthritis terjadi pada tulang rawan sendi. Penyakit ini umumnya menyerang daerah lutut, karena merupakan sendi yang menahan beban tubuh," ungkap Rizal di Jakarta, belum lama ini.
Semakin bertambahnya usia, papar Rizal, bantalan tulang sendi secara perlahan akan semakin menipis. Kekentalan dan elastisitas cairan synovial, yaitu asam hialuronat, yang berfungsi sebagai pelumas juga semakin berkurang. Akibatnya, timbul masalah osteoarthritis yang menimbulkan rasa nyeri.
Sedangkan osteoporosis atau keropos tulang terjadi karena hilangnya sejumlah massa yang telah melewati ambang batas untuk terjadinya patah tulang. Walaupun struktur tulang itu masih normal, tetapi massa tulang yang mengisi jaringan tulang telah berkurang.
"Osteoporosis juga tidak memiliki gejala yang khas, makanya sering disebut silent disease. Bahkan bisa langsung terjadi patah tulang hanya karena trauma ringan saja. Sementara OA memiliki beberapa gejala seperti rasa sakit setelah gerakan berlebihan, kaku dan pembengkakan pada sendi, krepitasi (bunyi gemeretak), serta kehilangan fleksibilitas," ungkapnya.
Bila osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang, OA, menurutnya dapat menyebabkan gangguan fungsi sendi dan kecacatan sendi. Pada kondisi yang berat, bisa sampai membutuhkan tindakan penggantian sendi.
Herman/FAB
|