Jakarta - Operasi dan kemoterapi sering dilakukan untuk pengobatan kanker dan dampaknya ke fisik besar. Tapi bila pasien anak-anak, perlu diperhatikan juga dampak psikologisnya.
Sel yang liar pada kanker sering baru diketahui setelah menjadi tumor besar di tubuh. Oleh karena itu proses pengangkatan tentu akan meninggalkan bermacam-macam 'bekas'.
Spesialis bedah plastik dari RS Kanker Dharmais dr Irena Sakura Rini, SpBP, bercerita pengalamannya menghadapi pasien kanker anak. Menurutnya kecacatan tubuh akibat kanker kerap menimbulkan masalah psikologis bagi anak lebih parah daripada pada orang dewasa.
"Tekanan untuk anak-anak kanker itu beda," kata dr Irena ditemui di rumah singgah pasien kanker anak Yayasan Anyo Indonesia (YAI), Slipi, Jakarta Barat, Rabu (29/7/2015).
"Anak yang punya tangan terus tiba-tiba membesar terus harus hilang kan itu bagaimana? Untuk memberitahunya itu seperti bom," lanjutnya.
Oleh karena itu agar anak tak sangat berat menerimanya, perlu ada langkah persiapan mental sebelum diagnosa diberikan. Menurut dr Irena dokter terkadang juga minim dalam hal ini sehingga keluarga adalah pelaku utama yang diharapkan.
"Kalau dokter paling bilang ini harus diamputasi, tok. Persoalan ini kan justru di luar rumah sakit," ujar dr Irena.
Bila anak berat menerima tubuhnya yang tak sempurna besar kemungkinan ia akan menjadi pribadi yang tertutup. dr Irena mengatakan bahkan bisa jadi anak tak mau bersekolah lagi. (fds/vit)
|