Jakarta - Sarah Pangabean adalah sosok wanita yang penuh dengan motivasi untuk membantu anak dengan kanker. Tidak hanya itu, wanita yang menjadi salah satu pengurus di rumah penyandang kanker ini memiliki suka duka dengan anak pengidap kanker yang datang silih berganti.
Menurut Sarah, anak-anak yang datang ke rumah singgah sementara dan edukasi bagi anak dengan kanker, Rumah Anyo, memiliki pengalaman yang menarik yang membuatnya betah berada di rumah tersebut.
"Pengalaman suka dukanya banyak. Terharu sih kalau diingat," papar Sarah pada detikHealth saat ditemui di Rumah Anyo, Jl Anggrek Nelli Murni A 110, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (21/4/2015).
Rata-rata anak yang singgah di rumah ini mengidap penyakit seperti kanker dan jantung, namun mereka tidak seperti orang sakit yang merasakan rasa sakit. Bahkan, mereka terlihat mandiri dan membuat para pengurus belajar banyak dari anak penyandang kanker ini.
"Mereka tuh mandiri. Motivasi untuk sembuhnya juga kuat. Mereka yang mengingatkan orang tua pendampingnya di sini untuk segera antar mereka kemo (kemoterapi -red) ke rumah sakit," kata Sarah.
Banyak pengalaman yang dilalui oleh Sarah, salah satunya yaitu kedekatan antara dirinya dengan pasien anak-anak di Rumah Anyo. "Pernah lho ada anak yang tiba-tiba duduk di pangkuan saya. Padahal saya lagi main laptop. Kaget tapi senang bisa sedekat itu dengan mereka," ungkap Sarah.
Bahkan banyak kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak agar eratnya tali kekeluargaan makin terasa, namun hebatnya mereka tetap menjaga kebersihan rumah. Tetap aktif bermain dan belajar dijalani oleh anak-anak di rumah ini membuat Rumah Anyo menjadi rumah singgah favorit bagi mereka yang membutuhkan.
Pengalaman duka juga dirasakan oleh Sarah yang setiap harinya dari pagi hingga sore, berada di Rumah Anyo. "Yang sedih tuh kalau ada anak pas siang senang eh pas sore ternyata drop. Nggak lama dibawa ke rumah sakit, sudah pergi untuk selamanya," kenang Sarah.
Sarah menambahkan bahwa anak yang kondisinya sudah membaik juga membuatnya sedih. "Iya, kan mereka harus balik lagi ke kampung atau rumahnya. Karena kondisinya sudah membaik, jadi sudah nggak di rumah anyo. Kadang rindu dengan mereka," papar Sarah.
Saat rindu melanda, Sarah biasanya menelepon mereka yang sudah tidak di Rumah Anyo lagi. Tak hanya sekdar menanyakan kabar, saat menelepon wanita berkacamata itu juga mengingatkan anak-anak untuk tidak makan sembarangan.
"Kanker kan rentan, jadi jangan makan yang ada pengawet dan pewarna. Di Rumah Anyo tidak ada mi instan karena bahaya pengawetnya," tambah Sarah.
Sarah memaparkan, salah satu ibu pendamping anak pengidap kanker pernah menangis dan menceritakan kondisi anaknya yang drop. Sehingga fungsi dari Rumah Anyo ini adalah berbagi keluh kesah dengan mereka yang kondisinya sama.
Tidak hanya itu, pengalaman unik juga dirasakan oleh Sarah. Ia bercerita bahwa sering orang tua pendamping sangat berterimakasih karena telah diajak ke tempat yang bagus dan mewah. "Kita kan sering diundang ke gedung atau hotel, banyak makanan kan. Ibu pendamping biasanya senang sampai menangis karena belum pernah makan banyak begini. Mereka cenderung dari keluarga tidak mampu," tutup Sarah.
|