Jakarta -Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengharapkan peningkatan proporsi investasi sektor manufaktur hingga 52,7 persen atau sebesar Rp313,5 triliun dari total investasi tahun depan yang ditargetkan Rp594,8 triliun.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan peningkatan sektor manufaktur merupakan upaya mendorong transformasi ekonomi Indonesia dari berbasis konsumsi menjadi berbasis produksi.
"Bapak Presiden dalam pidatonya menyebutkan perubahan paradigma ekonomi dari bersifat konsumtif ke produktif. Dengan memperbesar porsi manufaktur akan mendukung industrialisasi di masa mendatang," katanya usai mengikuti acara Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi di Gedung Parlemen, hari ini (14/8).
Franky merinci pertumbuhan realisasi investasi sektor manufaktur diharapkan berasal dari industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik; industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi; industri makanan; industri kertas, barang dari kertas dan percetakan, serta industri manufaktur lainnya. Dia optimistis target pertumbuhan investasi sektor manufaktur dapat tercapai melihat capaian semester I-2015 masih tumbuh 20,47 persen.
"Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, realisasi investasi beberapa industri sektor manufaktur dapat tumbuh cukup tinggi seperti industri logam, kimia, mineral non logam, tekstil dan kayu. Meskipun ada beberapa industri yang perlu perhatian lebih seperti makanan dan alas kaki," tambah Franky.
BKPM kata Franky akan menempatkan sektor industri sebagai salah satu prioritas investasi, selain infrastruktur, pertanian, maritim, serta pariwisata dan kawasan. Franky juga menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk mendorong kebijakan yang proinvestasi.
Yosi Winosa/WBP
|